Batang tanaman yang terkena penyakit layu Ada sekitar 7 hama dan 11 penyakit yang perlu diperhatikan dalam budiaya buncis. Berikut ini hama dan penyakit pada buncis beserta upaya pengendaliannya; Hama Berikut beberapa hama yang umum menyerang tanaman buncis; Hama kumbang daun Hama kumbang daun ini adalah jenis Henose pilachna signatipennis atau Epilachna signatipennis. Kumbang ini sering disebut juga kumbang daun epilachna. Bentuk tubuhnya oval, berwarna merah atau coklat kekuningan dengan panjang 6-8 mm. Hama ini tidak terlalu merusak, namun perlu juga dikendalikan agar tidak menurunkan produktivitas tanaman. Pengendalian ; Pemusnahan telur maupun kumbangnya secara mekanis manual. Penyemprotan dengan pestisida nabati campuran ; bawang putih, cabe rawit, jahe, jeruk dan sambiloto. Pergiliran tanaman dengan tanaman lain. Hama Penggerek Daun Hama penggerek daun ini umumnya adalah kenis Etilla zinckenella. Gejalanya polong yang masih muda mengalami kerusakan, bijinya banyak yang keropos. Namun kerusakan ini tidak sampai mematikan tanaman. Pengendalian ; Penyemprotan dengan TOP-BN MOSA BN dengan dosis 30 gr 1/3 sachet dicampur dengan air tangki semprot 14 liter. Waktu penyemprotan sebaiknya di sore hari. Untuk pencegahan dan pengendalian sebaiknya disemprot secara berkala seminggu sekali Hama Lalat Kacang Lalat kacang ini adalah jenis Agromyza phaseoli yang termasuk famili Agromyzidae. Lalat betina mempunyai panjang 2,2 mm sedangkan jantan lebih kecil yakni 1,9 mm. Gejala serangan hama ini adalah lubang-lubang pada daun dengan arah tertentu, yaitu dari tepi daun menuju tungkai atau tulang daun. Gejala lebih lanjut berupa pangkal daun membengkok atau pecah. Kemudian tanaman menjadi layu, berubah kuning dan akhirnya mati muda. Bila tidak sampai mati, tanaman menjai kerdil dan produktifitasnya sedikit. Pengendalian ; Pada saat pengolahan tanah, setelah biji-biji buncis ditanam, sebaiknya lahan langsung diberi penutup dari jerami atau daun pisang. Penanaman dilakukan secara serentak. Dengan demikian mencegah lalat kacang ini hinggap untuk meletakkan telurnya. Pengendalian juga dengan penyemprotan pestisida nabati campuran bawang putih, cabe rawit, daun mimpba, daun tomat, merica dan sambiloto. Penyemprotan dilakukan 2 sd 3 kali sampai 20 HST Hari setelah tanam tergantung berat ringan serangan. Hama Kutu Daun Kutu daun atau Aphis gossypii tidak hanya menyerang tanaman buncis saja, melainkan dapat memakan segala tanaman. Tanaman inangnya antara lain; kapas, semangka, cabaik, terong, bunga sepatu dan jeruk. Kutu daun berwarna hijau tua sampai hitam atau kuning coklat. Gejala yang tampak adalah pertumbuhan tanaman menjadi kerdil, batang memutar memilin, daun keriting dan berwarna kuning. Pengendalian ; Pengendalian secara ekosisitemik dengan memasukkan/memelihara musuh alami berupa belalang sembah, kumbang koksi kepik dan lembing. Pohon mint, adas, dill, yarrow, cengkeh, dan dandelion dikenal dapat menarik minat lacewing, kumbang koksi dan sejenis serangga yang sebenarnya dinamakan “predator kutu daun.” Menempatkan tanaman ini di sekitar tanaman yang ingin Anda lindungi dapat menarik predator sehingga dapat mengendalikan populasi kutu daun. Penggunaan pestisida nabati dengan campuran bawang putih, bawang merah, cabe rawit, daun mimba, daun tomat dan sambiloto. Penyemprotan dapat dilakukan berkala 1 atau 2 minggu sekali. Hama Ulat Jengkal Semu Ulat jengkal semu ini bisanya dari jenis Pluia signata Phytometra signata dan jenis Plusia Chalcites. Panjang ulat ini kurang lebih 2 cm, berwarna hijau dengan garis samping berwarna lebih muda. Gejala serangan pada daun berlubang-lubang. Tanaman menjadi kerdil dan berakibat produktivitas menurun. Pengendalian ; TOP BN MOSA BN – Agens Hayati, Pengendali Hama Organik, Anti Walang Sangit dan Serangga Terbang Dengan cara mekanis. Sanitasi dnegan pembersihan gulma-gula yang dapat dijadikan sarang persembunyian hama tersebut. Penyemprotan dengan TOP-BN MOSA BN dengan dosis 30gr 1/3 sachet dicampur dengan air tangki semprot 14 liter. Penyemprotan dilakukan pada sore hari. Hama Ulat Penggulung Daun Ulat penggulung daun ini dari jenis Lamprosema Indicata dan jenis Lamprosema Diemenalis. Gejala serangan yang nampak yakni pada daun akan kelihatan menggulung dan apabila dibuka biasanya terdapat ulat yang dilindungi oleh benang-benang sutera dan kotoran. Polongan sering pula ikut direkatkan bersama-sama dengan daunnya. Daun juga terdapat lubang-lubang bekas gigitan dari tepi sampai ketulang utama, hingga habis tinggal urat-uratnyta saja. Pengendalian ; Secara mekanis dengan membuang daun yang terserang tersebut. Dikumpulkan untuk kemudian dapat dimusnahkan dengan cara dibakar ditimbun di tanah. Penyemprotan dengan TOP-BN MOSA BN dengan dosis 30gr 1/3 sachet per tanki air 14 liter. Sebaiknya penyemprotan dapat dilakukan secara berkala untuk pencegahan dengan selang waktu 1 sampai 2 minggu sekali. Penyemprotan ini dilakukan pada sore hari untuk menghindari sinar ultraviolet dari matahari. Penyakit pada budidaya buncis Penyakit pada budidaya buncis bisa disebabkan oleh jamur patogen, bakteri maupun dari virus. Penyakit antraknosa Penyakit antraknosa pada tanaman buncis ini disebabkan oleh cendawan Colletotrichum Lindemuthianum yang termasuk dalam famili Melanconiaccae. Gejala Terdapat bercak-bercak kecil berwarna coklat karat pada polong buncis muda. Bercak hitam atau coklat tua di bagian batang tanaman tua. Pengendalian Semenjak awal dilakukan perendaman benih dengan BIO-SPF untuk memberikan imunisasi dari dari penyakit tersebut. 1 sendok ± 10 gr dicampur 1 liter air, digunakan untuk merendam benih buncis ± 10 menit. BIO SPF, kemasan 100 gr, cukup untuk kebutuhan budidaya buncis luasan 1000 m2 Pergiliran tanaman, maksudnya untuk memotong siklus hidup cendawan tersebut. Pergiliran tersebut dapat dengan tanaman lobak, wortel atau kol bunga. Penyemprotan atau pengocoran secara berkala BIO-SPF . Dilakukan 2 kali, umur ± 1 minggu HST Hari Setelah Tanam dan umur 1 bulan HST. 1 sachet BIO-SPF 100gr dicampur ± 10 liter air, digunakan untuk mengocor bedengan/lahan seluas 1000m2. Penyakit Embun Tepung Penyakit embun tepung pada buncis ini disebabkan cendawan Erysiphe polygoni, yang termasuk dalam famili Erysiphaceae. Gejala yang nampak; daun, batang, bunga dan buah berwarna putih keabuan seperti beludru. Apabila serangan pada bunga ringan, maka polong masih dapat terbentuk. Namun bila gagal serangannya berat akan dapat menggagalkan proses pembuahan, bunga menjadi kering dan akhirnya mati. Bila polong yang diserang maka polong tidak gugur, tetapi akan meninggalkan bekas berwarna cokelat surat sehingga kualitasnya menurun. Pengendalian Semenjak awal dilakukan perendaman benih dengan BIO-SPF untuk memberikan imunisasi dari dari penyakit tersebut. 1 sendok ± 10 gr dicampur 1 liter air, digunakan untuk merendam benih buncis ± 10 menit. Apabila sudah ada gejala serangan, dilakukan pengendalian secara mekanis dengan memotong bagian-bagian yang sudah terserang, dikumpulkan untuk selanjutnya bisa dibakar. Penyemprotan atau pengocoran secara berkala BIO-SPF . Dilakukan 2 kali, umur ± 1 minggu HST Hari Setelah Tanam dan umur 1 bulan HST. 1 sachet BIO-SPF 100gr dicampur ± 10 liter air, digunakan untuk mengocor bedengan/lahan seluas 1000m2. Penyakit Layu bakteri Penyakit layu bakteri ini disebabkan oleh bakteri Pseuomonas sollanacearum. Gejala Tanaman akan terlihat layu, menguning dan kerdil. Bila batang tanaman yang terserang dipotong melintang, maka akan terlihat warna cokelat dan kalau dipijit keluar lendir berwarna putih. Kadang-kadang warna cokelat ini bisa sampai ke daun. Akar yang sakit juga berwarna cokelat. Pengendalian ; Semenjak awal dilakukan perendaman benih dengan BIO-SPF untuk memberikan imunisasi dari dari penyakit tersebut. 1 sendok ± 10 gr dicampur 1 liter air, digunakan untuk merendam benih buncis ± 10 menit. Sebaiknya dilakukan pergiliran tanaman, untuk memutus mata rantai sumber penyakit. Penyemprotan atau pengocoran secara berkala BIO-SPF . Dilakukan 2 kali, umur ± 1 minggu HST Hari Setelah Tanam dan umur 1 bulan HST. 1 sachet BIO-SPF 100gr dicampur ± 10 liter air, digunakan untuk mengocor bedengan/lahan seluas 1000m2. Penyakit Layu/ Layu Fusarium Penyakit layu jenis ini disebabkan jamur patogen tular tanah fusarium oxyporum. Jamur patogen jenis ini rawan menyerang terutama saat kelembaban tinggi musim penghujan. Gejala yang muncul; Tanaman akan terlihat layu, menguning dan kerdil. Bila batang tanaman yang terserang dipotong melintang, maka akan terlihat warna cokelat dan kalau dipijit tidak keluar lendir. Tanaman yang sakit apabila dicabut akan terlihat akar berwarna cokelat. Pengendalian ; Pada saat persiapan lahan, pada media tanam diberi perlakuan agensia hayati SUPERGLIO MOSA GLIO. Pemberian agens hayati SUPERGLIO MOSA GLIO ini dengan takaran 1 sachet100 gr dicampur ± 50 kg pupuk kandang 1 karung kemudian diperam selama 1 sd 2 minggu. Campuran ini ditebar merata ke bedengan untuk luasan 1000m2 10 bedeng. Penyemprotan atau pengocoran secara berkala SUPERGLIO MOSA GLIO . Dilakukan 2 kali, umur ± 1 minggu HST Hari Setelah Tanam dan umur 1 bulan HST. 1 sachet SUPERGLIO MOSA GLIO 100gr dicampur ± 10 liter air, digunakan untuk mengocor bedengan/lahan seluas 1000m2. super glio MOSA GLIO, fungisida organik super, Pemberian Agensia Hayati SUPERGLIO MOSA GLIO ini bisa dengan ditabur dengan cara seperti no 1. Yakni membuat campuran pupuk kandang dengan SUPERGLIO MOSA GLIO . 1 satu sachet100 gr dicampur ± 50 kg pupuk kandang 1 karung kemudian diperam selama 1 sd 2 minggu. Campuran ini ditebar merata ke bedengan untuk luasan 1000m2 10 bedeng. Penyakit Bercak Daun Penyakit bercak daun ini dinamakan demikian berdasarkan gejala yang ditimbulkannya. Gejalanya yakni ; daun berbercak-bercak kecil berwarna cokelat kekuningan. Lama-kelamaan bercak akan melebar dan bagian tepinya terdapat pita berwarna kuning. Akibat lebih parah, daun menjadi layu dan berguguran. Bila menyerang polong, maka polong berbercak kelabu dan biji yang terbentuk kurang padat dan ringan. Penyakit bercak daun pada buncis ini disebabkan cendawan/jamur patogen Cercospora canescens , yang termasuk famili Dematiaceae. Pengendalian; Pada saat persiapan lahan, pada media tanam diberi perlakuan agensia hayati SUPERGLIO MOSA GLIO. Pemberian agens hayati SUPERGLIO MOSA GLIO ini dengan takaran 1 sachet100 gr dicampur ± 50 kg pupuk kandang 1 karung kemudian diperam selama 1 sd 2 minggu. Campuran ini ditebar merata ke bedengan untuk luasan 1000m2 10 bedeng. Penyemprotan atau pengocoran secara berkala SUPERGLIO MOSA GLIO . Dilakukan 2 kali, umur ± 1 minggu HST Hari Setelah Tanam dan umur 1 bulan HST. 1 sachet SUPERGLIO MOSA GLIO 100gr dicampur ± 10 liter air, digunakan untuk mengocor bedengan/lahan seluas 1000m2. Pemberian Agensia Hayati SUPERGLIO MOSA GLIO ini bisa dengan ditabur dengan cara seperti no 1. Yakni membuat campuran pupuk kandang dengan SUPERGLIO MOSA GLIO . 1 satu sachet100 gr dicampur ± 50 kg pupuk kandang 1 karung kemudian diperam selama 1 sd 2 minggu. Campuran ini ditebar merata ke bedengan untuk luasan 1000m2 10 bedeng. Penyakit Hawar Daun Penyakit hawar daun pada buncis ini disebabkan serangan bakteri Xanthomonas campestris dari famili Pseudomanadaceae. Bakteri ini dapat berkembang pada suhu lebih dari 20° dan suhu optimum 30° celsius. Bakteri ini pun dapat bertahan lama di dalam tanah, di dalam biji dan sisa-sisa tanaman yang sakit. Gejala serangan; Pada mulanya timbul bercak kuning di bagian tepi daun, kemudian meluas menuju tulang daun tengah. Daun terlihat layu, kering dan berwarna cokelat kekuningan. Pada serangan hebat daun akan berwarna kuning seluruhnya dan akhirnya rontok. Bila serangan meluas sampai ke batang, lama-kelamaan tanaman akan mati. Pengendalian Memakai benih yang terhindar dari penyakit serta perlakuan perendaman benih dengan BIO-SPF. 1 satu sendok 10gr BIO-SPF dicampur 1 liter air untuk merendam benih buncis ± 10 menit. Sanitasi atau menjaga kebersihan lahan Sebaiknya dilakukan pergiliran tanaman, untuk memutus mata rantai sumber penyakit. Penyemprotan atau pengocoran secara berkala BIO-SPF . Dilakukan 2 kali, umur ± 1 minggu HST Hari Setelah Tanam dan umur 1 bulan HST. 1 sachet BIO-SPF 100gr dicampur ± 10 liter air, digunakan untuk mengocor bedengan/lahan seluas 1000m2. Penyakit Busuk Lunak / Busuk Erwina Penyakit busuk lunak pada buncis ini disebabkan oleh bakteri Erwina Carotopora, yang termasuk famili Enterobacteria. Bakteri ini hanya menyerang bila ada bagian tanaman yang terluka, misalnya gigitan ulat atau memang sudah sakit karena penyakit lain. Seranan ini dapat terjadi di lapangan atau di penyimpanan. Gejala ; Daun berbercak, berair dan warnanya menjadi kecoklatan. Gejala ini akan cepat menjalar ke seluruh bagian tanaman sehingga tanaman menjadi lunak, berlendir dan berbau busuk . Kadang-kadang juga menyebabkan roboh bila yang terserang batangnya. Pengendalian ; Memakai benih yang terhindar dari penyakit serta perlakuan perendaman benih dengan BIO-SPF. 1 satu sendok 10gr BIO-SPF dicampur 1 liter air untuk merendam benih buncis ± 10 menit. Sanitasi atau menjaga kebersihan lahan Sebaiknya dilakukan pergiliran tanaman, untuk memutus mata rantai sumber penyakit. Apabila timbul gejala serangan, secara mekanis membuang dan membakar tanaman yang telah terjangkit penyakit tersebut Penyemprotan atau pengocoran secara berkala BIO-SPF . Dilakukan 2 kali, umur ± 1 minggu HST Hari Setelah Tanam dan umur 1 bulan HST. 1 sachet BIO-SPF 100gr dicampur ± 10 liter air, digunakan untuk mengocor bedengan/lahan seluas 1000m2. Penyakit Karat Penyakit karat ini disebabkan jamur patogen Uromyce appendiculatus, termasuk dalam ordo Urendinales. Jamur ini juga mampu bertahan lama di dalam tanah pada bagian tanaman yang sakit walaupun iklimnya kering. Serangan akan kembali menghebat saat kelembaban tingg musim penghujan. Penyebarannya bisa melalui udara, percikan atau aliran air, serangga maupun terbawa dalam pengangkutan bibit-bibit tanaman di daerah lain. Gejala ; Pada jaringan daun terdapat bintik-bintik kecil berwarna cokelat baik dipermukaan daun sebelah atas maupun bawah dan biasanya gejala tersebut dikelilingi oleh jaringan khlorosis. Pada varietas yang mampu bertahan, gejalanya berupa bintik-bintik cokelat saja. Pengendalian ; Menanam benih yang terhindar dari penyakit serta perlakuan perendaman benih dengan BIO-SPF. 1 satu sendok 10gr BIO-SPF dicampur 1 liter air untuk merendam benih buncis ± 10 menit. Sanitasi atau menjaga kebersihan lahan Sebaiknya dilakukan pergiliran tanaman, untuk memutus mata rantai sumber penyakit. Apabila timbul gejala serangan, secara mekanis membuang dan membakar tanaman yang telah terjangkit penyakit tersebut Penyemprotan atau pengocoran secara berkala BIO-SPF dan SUPERGLIO MOSA GLIO. Dilakukan 2 kali, umur ± 1 minggu HST Hari Setelah Tanam dan umur 1 bulan HST. 1 sachet BIO-SPF 100gr dan SUPERGLIO MOSA GLIO dicampur ± 10 liter air, digunakan untuk mengocor bedengan/lahan seluas 1000m2. Pemberian Agensia Hayati SUPERGLIO MOSA GLIO ini bisa dengan ditabur dengan cara seperti no 1. Yakni membuat campuran pupuk kandang dengan SUPERGLIO MOSA GLIO . 1 satu sachet100 gr dicampur ± 50 kg pupuk kandang 1 karung kemudian diperam selama 1 sd 2 minggu. Campuran ini ditebar merata ke bedengan untuk luasan 1000m2 10 bedeng. Penyakit Damping Off Penyakit ini disebabkan oleh jamur Phytium sp, termasuk famili Phyticeae. Penularannya dapat melalui tanah maupun biji. Serangan hebat juga akan terjadi saat kelembaban tinggi atau di musim hujan. Gejala ; Bagian batang yang terletak di bawah keping biji hipokotil berwarna putih pucat karena mengalami kerusakan klorofil. Akibatnya terjadi nekrosa secara cepat, jaringan yang berada di atas tanah menjadi mengerut dan mengecil sehingga batang tidak kuat lagi menyangga kotiledon dan kemudian tanaman menjadi roboh. Pengendalian ; Menyiram tanaman dengan air yang bebas dari penyakit. Pada saat persiapan lahan, pada media tanam diberi perlakuan agensia hayati SUPERGLIO MOSA GLIO. Pemberian agens hayati SUPERGLIO MOSA GLIO ini dengan takaran 1 sachet100 gr dicampur ± 50 kg pupuk kandang 1 karung kemudian diperam selama 1 sd 2 minggu. Campuran ini ditebar merata ke bedengan untuk luasan 1000m2 10 bedeng. Penyemprotan atau pengocoran secara berkala SUPERGLIO MOSA GLIO . Dilakukan 2 kali, umur ± 1 minggu HST Hari Setelah Tanam dan umur 1 bulan HST. 1 sachet SUPERGLIO MOSA GLIO 100gr dicampur ± 10 liter air, digunakan untuk mengocor bedengan/lahan seluas 1000m2. Pemberian Agensia Hayati SUPERGLIO MOSA GLIO ini bisa dengan ditabur dengan cara seperti no 1. Yakni membuat campuran pupuk kandang dengan SUPERGLIO MOSA GLIO . 1 satu sachet100 gr dicampur ± 50 kg pupuk kandang 1 karung kemudian diperam selama 1 sd 2 minggu. Campuran ini ditebar merata ke bedengan untuk luasan 1000m2 10 bedeng. Penyakit Ujung Keriting Berbeda dengan berbagai penyakit di atas, untuk penyakit ini disebabkan oleh mikrobia jenis virus yakni virus mozaik keriting. Penularan virus mosaik ini melalui vektor serangga yakni kutu loncat dari famili Yassidae. Dari tingkat muda sampai dewasa, kutu ini dapat menjadi pembawa carrier virus tersebut. Gejala ; Pada daun-daun muda menjadi keriting dan berwarna kuning, sedangkan daun yang sudah tua menggulung atau memilin. Biasanya daun-daun terasa lebih kaku, tangkai daun menggeriting ke bawah dan batang tidak normal. Tanaman muda terserang menjadi kerdil. Pengendalian ; Menanam bibit yang tahan penyakit, seperti jenis Spurt dan Strike Mencabut dan membakar tanaman yang telah terserang penyakit Pengendalian kutu loncat sebagai vektor pembawa tersebut dengan pestisida nabati campuran ; bawang putih, cabe rawit, jahe, jeruk dan sambiloto. Pengendalian penyakit dengan antivirus nabati MOSA Bimasakti’. Cara aplikasinya 2ml antivirus nabati MOSA tersebut, dicampur 1 liter air. Digunakan untuk menyemprot secara selektif agar lebih hemat. Penyemprotan dilakukan 2 kali pada 10 dan 20 HST Hari setelah tanam.
Gambar1. Penyakit karat daun pada tanaman buncis Hama dan penyakit yang menyerang tanaman buncis Kenya selama penelitian yaitu kutu kebul (Bemisia tabaci Genn.), ulat polong (Etiella zinckenella T.) dan karat daun. Serangan kutu kebul terjadi pada saat fase vegetatif yaitu ketika tanaman berumur 10 HST. Organisme Penggangu Investasi di bidang pertanian saat ini semakin diminati oleh banyak orang. Selain menjadi sumber penghasilan tambahan, juga bisa menjadi kegiatan yang menyenangkan dan bermanfaat untuk kesehatan serta lingkungan kita. Salah satu jenis tanaman yang banyak diinvestasikan adalah kopi. Pentingnya Mencegah Penyakit Karat Daun Kopi adalah tanaman yang membutuhkan perawatan khusus agar dapat tumbuh dengan baik dan memberikan hasil panen yang optimal. Satu hal yang perlu diperhatikan oleh para investor kopi adalah mencegah penyakit karat daun. Penyakit ini dapat menyerang dan merusak daun pada tanaman kopi. Untuk mencegahnya, ada beberapa caranya yang bisa dilakukan. Memahami Penyebab Terjadinya Penyakit Karat Daun Sebelum menjelaskan cara mencegah penyakit karat daun pada tanaman kopi, penting untuk memahami penyebab terjadinya penyakit ini. Penyakit karat daun disebabkan oleh jamur Hemileia vastatrix. Jamur ini menyerang daun pada tanaman kopi dan muncul sebagai bercak berwarna kecoklatan pada bagian bawah daun. Pada tahap selanjutnya, bercak tersebut akan terus bertambah hingga menutupi seluruh daun. Akibatnya, daun menjadi mengering dan gugur, sehingga menyebabkan produksi kopi menurun. Cara Mencegah Penyakit Karat Daun pada Tanaman Kopi Berikut ini adalah beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah penyakit karat daun pada tanaman kopi. 1. Memilih Bibit yang Sehat dan Berkualitas Memilih bibit yang sehat dan berkualitas sangat penting untuk mencegah penyakit karat daun pada tanaman kopi. Pastikan bibit yang akan ditanam bebas dari penyakit dan hama. Sebelum menanam, periksa kondisi bibit. Pilih bibit yang memiliki batang kuat dan berdaun hijau segar. Jangan memilih bibit yang sudah layu atau kerdil. 2. Menjaga Kebersihan Lingkungan Tanaman Menjaga kebersihan lingkungan tanaman kopi sangat penting untuk mencegah penyakit karat daun. Buang sisa tanaman dan dedaunan yang sudah layu atau terinfeksi. Pastikan juga area sekitar tanaman kopi terbebas dari gulma yang bisa menjadi tempat tumbuh berkembangnya jamur penyebab karat daun. Lakukan penyiraman teratur dan jangan membiarkan tanaman kopi terlalu lembab. 3. Memberikan Pupuk dan Nutrisi yang Tepat Memberikan pupuk dan nutrisi yang tepat juga menjadi faktor penting untuk mencegah penyakit karat daun pada tanaman kopi. Pastikan tanaman kopi mendapatkan nutrisi yang cukup agar dapat tumbuh dengan baik dan memiliki daya tahan terhadap serangan jamur. Gunakan pupuk yang sesuai dengan jenis tanah dan kebutuhan tanaman kopi. 4. Menggunakan Pestisida yang Tepat Pestisida dapat menjadi solusi untuk mencegah infeksi penyakit karat daun pada tanaman kopi. Namun, pastikan menggunakan pestisida yang tepat, sesuai dengan jenis tanaman dan penyakitnya. Jangan terlalu sering menggunakan pestisida karena dapat membahayakan kesehatan tanaman dan lingkungan sekitar. Gunakan sesuai dengan dosis yang dianjurkan dan jangan sampai terlalu berlebihan. 5. Menjaga Kelembaban Udara yang Tepat Kelembaban udara juga menjadi faktor penting dalam mencegah terjadinya penyakit karat daun pada tanaman kopi. Pastikan kelembaban udara di sekitar tanaman kopi tidak terlalu tinggi atau rendah. Kelembaban udara yang terlalu tinggi dapat memicu tumbuhnya jamur penyebab karat daun, sementara kelembapan udara yang terlalu rendah dapat membuat tanaman kopi stress dan rentan terhadap serangan jamur dan penyakit lainnya. Kesimpulan Penyakit karat daun pada tanaman kopi dapat merusak daun dan mengganggu produksi kopi. Penting untuk mencegah penyakit ini agar tanaman kopi dapat tumbuh dengan baik dan memberikan hasil panen yang optimal. Beberapa cara yang dapat dilakukan antara lain memilih bibit yang sehat dan berkualitas, menjaga kebersihan lingkungan tanaman, memberikan pupuk dan nutrisi yang tepat, menggunakan pestisida yang tepat, dan menjaga kelembaban udara yang tepat. Dengan memperhatikan hal-hal tersebut, investor kopi dapat meminimalisir risiko terjadinya penyakit karat daun pada tanaman kopi. Simak tulisan lainnya seputar Sayur-sayuran Gejalanyabisa kamu lihat pada sisi bawah dan atas daun yang muncul bercak warna jingga kemerahan dan bercak bersudut warna kemerah-merahan, kemudian daun mudah rontok. Agar jamu ini tidak semakin meluas, kamu bisa dapat memotong daun yang terserang penyakit, atau menggunakan fungisida berbahan aktif Zineb atau Maneb sesuai dosis. 2 dari 3 Halaman Jenis dan Cara Pengendalian Hama Tanaman Buncis1. Kumbang Daun2. Ulat Jengkal Semu3. Lalat Kacang4. Kutu Daun5. Ulat Penggulung DaunJenis dan Cara Pengendalian Penyakit Tanaman Buncis1. Penyakit Bercak Daun2. Penyakit Antraknosa3. Penyakit Ujung Keriting4. Penyakit Embun Tepung5. Penyakit Hawar Daun6. Penyakit Damping OffArtikel Terkait Tanaman buncis adalah salah satu sayuran yang merupakan golongan famili Leguminosae. Tanaman buncis banyak di budidayakan di indonesia karena tanaman ini mampu hidup disemua tempat baik pada dataran tinggi maupun dataran rendah. 11 Jenis dan Cara Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman Buncis Terdapat dua jenis tanaman buncis diantaranya adalah jenis yang merambat dan juga jenis tegak. Jenis merambat memiliki percabanyak yang jauh lebih banyak dibandingkan tanaman jenis tegak, hal inilah ciri tanaman yang memiliki hasil yang lebih banyak. Cara budidaya tanaman buncis tentunya tidak lepas dari serangan hama dan penyakit. Berikut beberapa hama dan penyakit yang menyerang tanaman buncis dan cara pengendaliannya. Hama menjadi salah satu momok yang paling ditakuti oleh petani buncis, oleh karena itu sebagai petani harus tahu bagaimana cara mengatasinya. Berikt ini adalah Jenis dan Cara Pengendalian Hama Tanaman Buncis, silahkan disimak 1. Kumbang Daun Kumbang Henose-pilachna sgnatipennis atau Epilachna signatipennis merupakan kumbang penyebab hama kumbang daun. Kumbang daun epilachna nama lainnya berbentuk oval memiliki warna merah atau cokelat kekuningan dengan panjang sekitar 6 – 8 mm. Pengendaliannya Langsung dibunuh dengan tangan ketika muncul tanda adanya telur, larva dan kumbang Menggunakan pestisida organik dengan bahan bawang putih, jahe, cabe rawit, jeruk dan sambiloto Rotasikan penanaman dengan tanaman bukan inang 2. Ulat Jengkal Semu Ulat jengkal semu adalah penyebab hama ulat jengkal semu juga dan memiliki 2 spesies pada perkebunan buncis yaitu dan Plusia signata Phytometra signata. Mereka masuk pada famili Plusiidae dengan panjang kurang lebih 2 cm dan berwarna hijau yang sampingnya bergaris warnanya lebih muda. Tanda penyerangan hama ini adalah tanaman menjadi kerdil dan daun berlubang. Pengendaliannya Bunuh satu per satu tetapi cara ini tidak efektif Lakukan sanitasi pembersihan gulma sebagai tempat hama Semprot dengan pestisida organik dalam dosis besar, bahannya cabe rawit, bawang putih, daun tomat, merica, daun / ini Nimba dan sambiloto 3. Lalat Kacang Lalat Agromyza phaseoli merupakan penyebab lalat kacang yang ditandai dengan daun berlubang, pangkal batang bengkok atau pecah, tanaman layu kemudian berubah jadi kuning dan mati, tetapi akan mengalami tubuh kerdil jika tidak mati. Pengendaliannya Lakukan penanaman serentak dan beri penutup jerami atau daun pisang Segera d cabut, dibakar dan ditanam dalam tanah jika tanaman syah terserang secara parah Jika masih kecil serangannya, setiap 20 hari selai sebanyak 2 – 3 kali semprot dengan pestisida organik berbahan cabe rawit, bawang putih, daun tomat, sambiloto, merica dan daun Nimba. 4. Kutu Daun Gejala yang ditimbulkan oleh hama kutu daun terlihat dari tanaman buncis yang masih mudah. Bila terserang hama ini tanaman buncis akan tumbuh dengan kerdil, tidak berkembang dengan baik, daun berubah menjadi warnah kuning dan daun juga berubah menjadi keriting. Cara pengendaliannya adalah sebagai berikut Menggunakan musuh alami, biasanya menggunakan hewan lembing, lalat dan jenis dari Coccoinellidae, Gunakan bahan kimia menggunakan insektisida Orthene 75 Sp. 5. Ulat Penggulung Daun Tanaman buncis yang terserang hama ini memiliki ciri daun mengguning yang didalamnya terdapat ulat yang dimana ulat tersebut dilindungi oleh benang sutera dan juga terdapat kotoran. Tidak sedikit polong tanaman buncis juga direkatkan dengan daun. Ciri lainnya adalah terdapat lubang lubang pada daun hal ini disebabkan bekas gigitan ulat ini dari tepu daun hingga ketulang daun. Cara pengendaliannya bisa menggunakan beberapa cara, diantaranya adalah Daun yang terserang hama jenis ini harus segera dipotong untuk dimusnakan bisa dikubur ataupun dibakas. Bila serangan tinggi gunakanlah insektisida. Semprotkan pada bagian tanaman yang terserang menggunakan insektisida jenis Azodrin 15 WSC. Jenis dan Cara Pengendalian Penyakit Tanaman Buncis Selain hama ternyata penyakit juga merupakan salah satu faktor yang menyebabkan tanaman turun produksinya bahkan mengalami kematian. Dibawah ini adalah Jenis dan Cara Pengendalian penyakit Tanaman Buncis yang wajib petani tahu 1. Penyakit Bercak Daun Cendawan Cercospora canescens merupakan penyebab penyakit bercak daun yang sporanya disebarkan melalui angin, air hujan, alat Pertani, serangga dan manusia misalnya. Tanda tanaman buncis terserang adalah muncul bercak kecil pada daun berwarna cokelat kekuningan yang lama kelamaan akan melebar hingga tepi daun berpita dengan warna kuning. Daun yang terserang akan mengalami layu kemudian berguguran. Parahnya jika sampai menyerang polong, maka akan muncul bercak kelabu pada polong serta polong akan terbentuk kurang padat dan ringan. Pengendaliannya Benih buncis rendam menggunakan air panas bersuhu 48 derajat celcius selama 30 menit Potong bagian tanaman buncis yang sudah terinfeksi Semprot dengan pestisida organik dalam waktu 5 – 15 hari secara berulang – ulang 2. Penyakit Antraknosa Cendawan colletotrchum lindemuthianum merupakan penyebab penyakit antraknosa ditandai dengan muncul bercak kecil warnanya cokelat karat pada polong – polong buncis muda dan hitam atau cokelat tua pada polong tua. Pengendaliannya Lakukan pergiliran tanaman untuk memutus siklus hidup cendawan Semprot dengan pestisida organik 3. Penyakit Ujung Keriting Virus mosaik keriting merupakan penyebab penyakit ujung keriting dengan penularan melalui serangga seperti kutu loncat. Tanda penyakit ini adalah daun muda menjadi keriting dan warnanya kuning, sedangkan daun tua menggulung dan memilin. Batang akan mengalami kondisi tidak normal, daun terasa kaku dan tangkai pada daun membentuk gulungan, jika tanam yang muda diserang akan mengalami kondisi kerdil. Pengendalian Tanam bibit yang tahan terhadap penyakit, spurt dan strike misalnya. Cabut dan bakar tanaman yang terserang Semprot dengan pestisida 4. Penyakit Embun Tepung Penyakit embun tepung yang menyerang tanaman buncis adalah disebabkan oleh cendawan Erysiphe polygoni. Gejala yang ditimbulkan akibat serangan ini adalah tanaman berubah menjadi warna putih keabuabuan baik daun, batang, bunga dan buahnya. Ada beberapa cara pengendaliannya diantaranya adalah Bagian yang terserang maka dimusnakan dengan cara mengambil atau memotongnya kemudian dibakar atau dikubur agar tidak menular ketanaman lainnya. Gunakan pestisida organik Dapat juga menggunakan penghembusan tepung belerang 5. Penyakit Hawar Daun Penyakit ini disebabkan oleh bakteri jenis Xanthomonas campestris. Gejala yang ditimbulkan akibat serangannya adalah terlihat bercak kuning di bagian tepi daun, yang lama kelamaan hingga tulang daun tengah. Kemudian daun terlihat layu, kering dan berwarna cokelat kekuningan yang berakhir dengan kerontokan daun. Cara pengendaliannya bisa menggunakan cara berikut ini Gunakanlah benih yang tahan terhadap penyakit jenis ini, dan tentunya benih yang bebas penyakit Selalu menjaga kebersihan lahan dengan melakukan penyiangan dari gulma penyebab penyakit. 6. Penyakit Damping Off Penyakit Damping Off disebabkan oleh adanya cendawan Phytium sp. Penularannya penyakit ini dapat melalui tanah maupun biji tanaman itu sendiri. Bila suhu optimum atau cukup tinggi maka akan terjadi serangan yang tinggi. Sedangkan gejala yang ditimbulkan akibat serangannya adalah bagian batang yang terletak di bawah keping biji hipokotil memiliki warna putih pucat hal ini dikarenakan klorofil tanaman rusak. Klorofil yang rusak menyebabkan nekrosa secara cepat, sehingga jaringan tanaman menjadi mengkerut dan mengecil sehingga batang tidak mampu menahan kotiledon, hal inilah yang mengakibatkan tanaman roboh. Cara pengendalian yang bisa dilakukan adalah sebagai berikut Gunakan benih yang rentan terhadap penyakit jenis ini Rajinlah menyiram tanaman dengan menggunakan air bersih yang bebas penyakit Semprotkan tanaman menggunakan pestisida organik sesuai dengan dosis tanaman. Untuk mendapatkan hasil yang baik tentunya harus menghindarkan tanaman dari hama dan penyakit diatas. Demikianlah ulasan kali ini mengenai Jenis dan Cara Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman Buncis, semoga membantu petani untuk meningkatkan produksinya. Selamat Mencoba. Baca Juga Syarat Tumbuh Tanaman BuncisHAMADAN PENYAKIT TANAMAN JAGUNG (Zea mays L.) A. Hama-Hama Tanaman Jagung (Zea mays L.) 1. Penggerek Batang (Ostrinia furnacalis) Penggerek batang, Ostrinia furnacalis Guenee, merupakan salah satu hama utama pada tanaman jagung sehingga keberadaannya perlu diwaspadai. Kehilangan hasil akibat hama tersebut mencapai 20−80%.
Gambar via Cara Mengatasi Daun Buncis Keriting ~ Kacang buncis atau buncis merupakan tanaman sayuran buah semusim, dengan buah, biji dan daunnya dimanfaatkan sebagai bahan sayuran. Di Indonesia ada dua tipe buncis, yaitu tipe merambat dan tegak. Keduanya sangat sering terkena serangan hama. Hama tersebut bisa menyebabkan daun buncis menjadi keriting dan rontok, dan akhirnya produktivitas tanaman buncis akan menurun. Berikut ini akan kami bagikan beberapa hama penyebab daun buncis keriting dan cara mengatasinya. Budidaya BuncisPenyebab Daun Buncis Keriting dan Cara Mengatasinya1. Hama Kumbang DaunPengendalian Kumbang Daun2. Hama Penggerek DaunPengendalian Hama Penggerek Daun3. Hama Lalat KacangPengendalian Lalat Kacang4. Hama Kutu DaunPengendalian Kutu Daun5. Hama Ulat Jengkal SemuPengendalian Ulat Jengkal Semu6. Hama Ulat Penggulung DaunPengendalian Ulat Penggulung DaunPengendalian Daun Buncis Keriting secara KimiaPenutup Budidaya Buncis Tanaman buncis secara umum bisa tumbuh baik pada dataran rendah maupun di dataran tinggi, jika Anda memilih jenis varietas yang tepat. Tanaman ini juga bisa Anda budidayakan pada semua jenis tanah, mulai dari tanah lempung, tanah liat berpasir, sampai dengan jenis tanah lainnya. Namun pastikan bahwa jenis tanah tersebut banyak mengandung unsur hara, dan terkena sinar matahari secara penuh sepanjang hari. Suhu optimal yang bisa Anda gunakan untuk pertumbuhan tanaman buncis adalah dari 20 hingga 25 derajat celcius. Kacang buncis bisa ditanam pada musim hujan maupun musim kemarau, dengan pH tanah yang cocok untuk tanaman buncis antara 5,0 hingga 6,5. Penyebab Daun Buncis Keriting dan Cara Mengatasinya Berikut ini adalah beberapa contoh hama yang umum menyerang tanaman buncis, dan dapat menyebabkan daun buncis menjadi keriting serta cara mengatasinya. 1. Hama Kumbang Daun Hama kumbang daun adalah salah satu dari jenis Henosepilachna signatipennis atau Epilachna signatipennis dan sering dikenal dengan nama kumbang daun epilachna. Bentuk tubuhnya oval dengan warna merah atau coklat kekuningan, panjang tubuh mereka sekitar 6-8 mm. Mereka akan menyerang daun dan membuat daun buncis menjadi kering dan keriting, sehingga menghambat proses fotosintesis. Hama kumbang daun sebenarnya tidak terlalu merusak, namun Anda tetap harus mengendalikan populasi mereka agar tidak menurunkan produktivitas tanaman. Pengendalian Kumbang Daun Pemusnahan telur maupun kumbangnya secara mekanis manual, yaitu dengan cara disemprot atau dipotong daun yang sudah terkena serangan. Penyemprotan dengan pestisida nabati, yaitu campuran antara bawang putih, cabe rawit, jahe, jeruk dan sambiloto. Rotasi tanaman pada setiap musim tanam. Pengendalian Hama Pada Buncis 2. Hama Penggerek Daun Hama penggerek daun adalah salah satu jenis dari Etiella zinckenella. Hama ini akan menyerang daun muda dan polong yang masih muda, sehingga bijinya banyak yang keropos. Namun kerusakan dari hama yang satu ini tidak sampai mematikan tanaman. Pengendalian Hama Penggerek Daun Sanitasi lahan, bersihkan dari segala macam gulma. Bila diperlukan, aplikasi dengan penyemprotan TOP-BN MOSA BN. Waktu penyemprotan dilakukan pada sore hari secara berkala seminggu sekali. 3. Hama Lalat Kacang Lalat kacang merupakan jenis Agromyza phaseoli, dan termasuk dalam famili Agromyzidae. Lalat betina mempunyai panjang tubuh berukuran 2,2 mm, sedangkan lalat kacang jantan lebih kecil yakni 1,9 mm. Gejala serangan hama lalat kacang adalah adanya lubang pada daun dengan arah tertentu, seperti dari tepi daun menuju tungkai atau tulang daun. Kemudian lama kelamaan pangkal daun membengkok atau pecah, dan tanaman menjadi layu, berubah kuning dan akhirnya mati muda. Bila tidak sampai mati, tanaman kacang buncis Anda akan menjadi kerdil dan produktivitasnya menurun jauh. Pengendalian Lalat Kacang Pada saat mengolah tanah, sebaiknya berikan penutup dari jerami atau daun pisang. Lakukan penanaman secara serentak, untuk mencegah lalat kacang ini hinggap untuk meletakkan telurnya. Penyemprotan pestisida nabati seperti daun mimba dan sambiloto. 4. Hama Kutu Daun Kutu daun atau Aphid gossypii sangat sering menyerang banyak jenis tanaman, mulai dari buncis, kapas, semangka, cabai, terong, bunga sepatu dan jeruk. Kutu daun memiliki warna hijau tua dan hitam atau kuning coklat. Gejala yang tampak dari serangan kutu daun adalah daun buncis menjadi keriting, pertumbuhan tanaman menjadi kerdil, batang buncis memutar memilin. Pengendalian Kutu Daun Pengendalian secara sistemik bisa Anda lakukan dengan menggunakan musuh alami berupa belalang sembah, kumbang koksi kepik dan lembing. Anda juga bisa menarik serangga tersebut dengan menanam pohon mint, adas, dill, yarrow, cengkeh, dan dandelion. Penggunaan pestisida nabati, dari neem oil atau sambiloto, dilakukan berkala 1 atau 2 minggu sekali. 5. Hama Ulat Jengkal Semu Ulat jengkal semu adalah atau Phytometra signata memiliki panjang kurang lebih 2 cm, dengan warna hijau dan garis samping berwarna lebih muda. Gejala serangan ulat jengkal semu adalah daun keriting, berlubang, tanaman menjadi kerdil, dan berakibat produktivitas menurun. Pengendalian Ulat Jengkal Semu Sanitasi dengan membersihkan gulma yang merupakan sarang persembunyian hama tersebut. 6. Hama Ulat Penggulung Daun Ulat penggulung daun merupakan jenis Lamprosema Indicata dan jenis Lamprosema Diemenalis. Gejala serangan yang nampak adalah adanya daun yang menggulung dan apabila dibuka biasanya terdapat ulat yang dilindungi oleh benang-benang sutera dan kotoran. Polongan buncis akan ikut direkatkan bersama-sama dengan daunnya. Daun akan berlubang seperti bekas gigitan dari tepi sampai ke tulang utama, hingga habis tinggal urat-uratnya saja. Pengendalian Ulat Penggulung Daun Secara mekanis Anda bisa membuang daun yang sudah rusak terserang, dan dimusnahkan dengan cara dibakar. Pengendalian Daun Buncis Keriting secara Kimia Sebaiknya, Anda tetap mengusahakan pendekatan secara teknis dan organik sebelum benar-benar menggunakan pestisida sintetis. Berikut ini adalah beberapa contoh produk yang bisa Anda gunakan untuk mengatasi hama penyebab daun buncis keriting. Metarizep Bioinsektisida per kemasan Rp PHEFOC HCS 500 ml Rp Ceratis 100ml Rp Sevin 85 sp 100 gr Rp Penutup Pengendalian terhadap hama penyebab daun buncis keriting bisa Anda lakukan secara rutin dengan cara teknis dan alami terlebih dahulu. Jika memang tidak memungkinkan maka Anda bisa melakukan aplikasi pestisida kimia, namun tetap perhatikan dosis agar tidak terlalu banyak meninggalkan residu kimia di lahan Anda sendiri. Semoga informasi diatas bisa bermanfaat bagi Anda yang ingin sukses menanam buncis.. 96 347 445 220 196 175 4 162